Apabila ditinjau secara bahasa maka Poor Line adalaah merupakan sebuah garis kemiskinan yang ditinjau dari tingkat pendapatan paling kecil atau pendapatan minimal sehingga telah dianggap masih sangat kurang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, namun juga sebagian yang berpendapat hanya sebatas cukup saja ya tidak berlebih. Jadi pada dasarnya mereka yang memiliki pendapatan berada di atas poor line merupakan mereka yang dianggap tidak dalam golongan orang miskin melainkan mampu dari segi ekonominya, dengan adanya sistem ini yang merupakan sebuah alat maka seseorang ataupun lembaga dapat mengukur tingkat kemiskinan di suatu negara, hal ini dapat dihitung dari biaya atau pengeluaran setiap individu untuk perolehan makanan dan barang setra jasa yang penting untuk kebutuhan hidup. Oleh karena itu untuk memahami istilah tersebut dengan baik, maka disini di perlu pemaham bagaimana cara menghitungnya dan bagaimana proses menafsirkannya serta bergantung terhadap apa agar sistem tersebut dapat berjalan secara maksimal dalam proses pengukurannya.
Sebenarnya salah satu variabel
yang paling memberi pengaruh besar pada garis kemiskinan adalah pasar properti
dan harga rumah, dan ini adalah salah satu kebutuhan primer yang paling besar
memberika
Konsep Poor Line
Jadi gini untuk istilah level poor line ataupun Poverty Rate itu pada umumnya ditentukan berdasarkan pendapatannya yaitu adanya perbandingan antara pendapatan per kapita (GDP) di berbagai sektor dengan persentase penduduk miskin, sehingga untuk dapat mengukur Poor line bisa melakukan tindakan dalam membedakan antara penduduk miskin dengan penduduk diluar garis kemiskinan adalah dengan menggunakan konsep tentang cara memenuhi kebutuhan dasarnya atau disebut basic need approach, sehingga dari kondisi Kemiskinan sendiri merupakan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan ekonominya yaitu kebutuhan dasar seperti memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan. dengan begitu untuk penduduk dikatakan miskin terjadi apabila ketika penduduk tidak bisa memenuhi pengeluaran rata-rata per kapita per bulannya atau kemampuan pemenuhan kebutuhannya berada dibawah garis kemiskinan namun kalo sanggup maka tidak tergolong dalam katagori tersebut.
Rumus Poor Line
untuk mengenai masalah rumus terhadap sistem Poor line biasanya sering diwakili oleh Garis Kemiskinan terhadap penghasilan minimum yang dikeluarkan oleh seseorang setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar, maka disini GK terbagi menjadi 2 bagian yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) maksudnya kebutuhan minimum per bulan untuk memenuhi kebutuhan pokok berupa makanan, setara dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari, sedangkan yang satunya lagi Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk memenuhi kebutuhan non makanan, seperti perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. maka rumus yang bisa diaplikasikan sebagai berikut (GK = GKM + GNKM) disini dapat Untuk mengukur tingkat ketimpangan poor line sendiri BPS (Badan Pusat Statistik) biasanya menggunakan Gini Rasio yang diwakili dengan angka 0 sampai dengan 1, maka kalo semakin tinggi nilai tersebut akan semakin ketimpangan Poor Line akan semakin tinggi juga.
Cara Menghitung Poor Line
mekanisme dalam perhitungan Poor line atau garis kemiskinan dapat dihitung dengan mempertimbangkan daya beli yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar di daerah tertentu. Jadi misalnya jika untuk memenuhi kebutuhan dasar di negara A, maka kita membutuhkan setidaknya nilai Rp 40.000,00 itu akan menjadi garis kemiskinan. Dengan kata lain, poor line adalah jumlah uang minimum untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar orang dewasa. Di antara kebutuhan dasar tersebut adalah pangan, akses perumahan, pendidikan, kesehatan, ketersediaan air minum dan listrik.
Besaran tersebut biasanya dapat dinyatakan dalam paritas daya beli atau Purchasing Power Parity (PPP) dan harian. Dengan kata lain untuk menghitung apa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut selama satu tahun (rata-rata) dan kemudian menjadi besaran harian. Pada saat yang sama, bahwa inflasi dan nilai tukar diperhitungkan sehingga ukuran tersebut paling mencerminkan kenyataannya. Saat ini ada lembaga yang paling dapat diandalkan dalam hal ini seperti World Bank dengan menetapkan bahwa poor line adalah $ 3,20 PPP per hari untuk negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah dan $ 5,5 PPP per hari untuk negara-negara berpenghasilan menengah.
Interpretasi Poor Line
meskipun poor line ini telah menyatakan adanya jumlah uang namun tetapi yang benar-benar menarik bagi saya adalah mengetahui berapa persentase penduduk yang berada di atas atau di bawah garis atau poor line ini. Dalam data yang biasanya ditawarkan lembaga tentang kemiskinan, yang mereka tunjukkan adalah persentase populasi yang berada di bawah garis ini, dan Jika mereka memberi tahu Anda bahwa ada 15% di bawah poor line atau garis kemiskinan, itu berarti ada 15% populasi yang tidak mencapai $ 2,70 PPP per hari dan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan dasar mereka, ini dikenal sebagai angka kejadian kemiskinan. Tetapi disini Anda harus ingat bahwa ukuran ini tidak sempurna soalnya jikalau populasi terdiri dari 20 juta orang dan 19 juta berada pada $ 2,70 PPP per hari, data akan menunjukkan bahwa hanya 2.9% dari populasi yang miskin maka Tetapi saja data ini bisa sangat bertentangan jika pendapatannya kurang dari 1.5 persen.
Bagaimana poor line di indonesia
?
telah diketahuai bahwasannya untuk mengenai data BPS ini menunjukkan jumlah penduduk miskin Indonesia tahun 2021 sebesar 27,5 juta jiwa bahkan telah Terjadi peningkatan yang dipicu oleh pandemi Covid-19, sehingga dari pihak Pemerintah menerapkan pembatasan aktivitas sosial yang ternyata berdampak pada ekonomi dan perdagangan. Sektor pariwisata, transportasi dan hiburan terpuruk karena model bisnisnya yang mengajak setiap konsumen untuk berkumpul dalam jumlah relatif besar di satu tempat. Dengan distribusi vaksin yang gencar ditambah kedisiplinan menggunakan masker harapannya penyebaran infeksi corona bisa ditekan dan berbagai sektor industri bisa pulih sehingga tercipta lebih banyak lapangan pekerjaan yang ikut mengurangi jumlah orang miskin. didalam ruang lingkup data statistik di Indonesia sendiri garis kemiskinan mencerminkan nilai rupiah pengeluaran minimum yang diperlukan oleh seseorang dalam memenuhi kehidupan hidupnya selama sebulan baik dalam kebutuhan konsumsi maupun non konsumsi. Dengan ini pada dasarnya garis kemiskinan bisa dibagi menjadi dua berdasarkan objek antara lain sebagai berikut.
Garis kemiskinan makanan
Pada dasarnya jenis garis
kemiskinan ini merupakan sebuah kategori makanan di Indonesia dikalahkan dengan
2100 kilo kalori per kapita dalam sehari, adapun jenis-jenis komoditi yang
dikonsumsi masyarakat sudah sesuai dengan 52 kategori. Pada intinya garis finish
dengan makanan ini berbentuk kebutuhan-kebutuhan pokok yang menjadi dasar
kehidupan manusia.
Garis kemiskinan non makanan
merupakan sebuah kategori garis kemiskinan yang berdasarkan kebutuhan kebutuhan
selain makanan seperti pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Dalam garis kemiskinan ini masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
primer dalam bentuk non makanan misalnya pakaian maka ia dikategorikan sebagai
masyarakat yang belum mampu.
Penerapan Poor Line di Indonesia
Sebenarnya dinegara Indonesia yang menetapkan poor line itu merupakan Badan Pusat Statistik (BPS). Biasanya garis kemiskinan versi BPS lebih rendah dari versi PBB. Alasannya adalah karena standar harga di Indonesia yang berbeda dengan negara lain, jenis kebutuhan yang berbeda, dan tentunya ada alasan politis juga. bahkan dari Bank dunia sendiri telah menetapkan garis kemiskinan pada angka penghasilan 1,9 dolar per kapita per hari. Kalua kita hitung dalam ukuran bulan penghasilan perbulan tidak kurang dari Rp 798.200. Sedangkan garis kemiskinan veris BPS adalah penghasilan per bulan sebesar Rp 454.652. Standar itu untuk per orang, bukan untuk satu keluarga. Jadi jika dalam satu keluarga ada 3 orang maka dari angka tersebut akan dikalikan saja dengan tiga. dari sinilah dapat kita simpulkan bahwa Poorline ini sangat diperlukan datanya bagi pemerintah setempat, hal ini bertujuan untuk menyusun strategi dalam pemulihan ekonomi masyarakat. Selain itu dengan nilai Poor Line yang terlalu rendah bisa disimpulkan selain daya beli masyarakat yang menurun kondisi global ekonomi di suatu daerah berada pada batas ketimpangan yang tidak wajar, selain itu sangat membantu pemerintah juga dalam menentukan harga suatu kebutuhan pokok, hal ini memang bertujuan agar pemerintah bisa mewujudkan kepada seluruh lapisan masyarakat agar kedepannya kasus kemiskinan dapat terselesaikan dengan baik.