Parallel Loan adalah sebuah tindakan dalam bentuk pinjaman yang melibatkan antara dua induk perusahaan di dua negara yang berbeda sehingga dapat diartikan sebagai pinjaman back to back yang melibatkan perusahaan dari dua negara berbeda, yang sepakat untuk saling meminjam sejumlah dana dalam mata uang dari kedua negara selama periode waktu tertentu, sehingga pada akhir periode adanya waktu yang disepakati terhadap setiap pihak yang bersangkutan untuk mengembalikan dana yang dipinjam, namun biasanya terjadi antara sebuah perusahaan dengan anak perusahaan di negara berbeda, misalkan Perusahaan Astra di Jepang dengan Perusahaan Astra di Indonesia. sebenarnya Currency Swap mirip dengan Parallel loan, kecuali bahwa ia tidak terlihat dalam neraca. Biasanya, dua perusahaan sepakat untuk mempertukarkan sejumlah dana dalam mata uang yang berbeda, yang ekuivalen nilainya, selama waktu tertentu. Jangka waktu berakhirnya currency swap dapat dinegosiasikan sampai minimal 10 tahun. Karena pertukaran pembayaran terjadi dalam dua jenis mata uang yang berbeda, maka kurs spot yang berlaku pada saat itu digunakan untuk menghitung jumlah pembayaran.
untuk Konsep yang diusung dari sistem paralel loan atau pinjaman paralel, dimana tujuan utamanya jelas selain dari menghindari kurs tukar, hal ini juga dianggap efektif menghindari batasan atau limit pinjaman. Sebenarnya konsep parallel loan sudah diterapkan sejak 1970-an di inggris dimana kebanyakan perusahaan menghindari pemotongan atas pajak transaksi. Namun, sebenarnya yang menjadi kontra dalam parallel loan adalah menemukan rekanan yang memiliki kredibilitas dan kemampuan bayar yang baik sedikit sulit diatur berbagai negara. Makanya terkadang sistem paralel loan ini masih menggunakan pihak ketiga atau jasa broker sebagai penengah masalah jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Pengertian Pinjaman parallel
Ini merupakan istilah yang tidak biasa dan jarang kita temui, karena di dalam praktek pinjam meminjam biasa tidak dikenal parallel loan ini. Pinjaman paralel adalah mekanisme pinjam meminjam yang melibatkan empat pihak, yaitu dua perusahaan induk dari dua negara yang berbeda, yang kemudian perusahaan-perusahaan induk tersebut meminjamkan uang ke anak perusahaan yang membutuhkan, mekanisme ini dapat melibatkan bank atau tidak melibatkan bank. Parallel loan pada masa sekarang sudah jarang digunakan, karena pada masa sekarang ini lalu lintas modal lebih mudah, dan jarang sekali ada negara yang membatasi lalu lintas uang dan transaksi dari satu negara ke negara lain.
Tujuan dari menggunakan parallel loan adalah untuk menghindari peminjaman uang lintas negara. Dulu uang yang melintas dari negara yang satu ke negara lain tidak semudah dan sebebas sekarang. Hampir semua negara menerapkan pembatasan jumlah uang sehingga sulit untuk meminjam uang lintas negara, selain itu membutuhkan biaya yang mahal. Untuk menghindari permasalah tersebut maka perusahaan dapat menggunakan parallel loan.
Tujuan parallel loan
Mendapat tambahan modal, maksudnya ketika disaat perusahaan berniat melebarkan sayap ke negara tetangga pasti membutuhkan modal besar untuk menyewa kantor, membayar gaji karyawan hingga mendirikan pabrik. Dengan menerapkan back to back loan bersama perusahaan lokal yang menjadi mitra bisnis di dapat tambahan modal yang meringankan pengeluaran.
dapat menerapakan sistem Hedging, soalnya pada Aktivitas parallel loan berlangsung dua arah yang saling memberikan pinjaman dalam mata uang lokal yang secara otomatis membantu masing-masing menerapkan lindung nilai. Kondisi ini meminimalisir risiko kerugian dari perubahan nilai tukar. Namun karena sejumlah mata uang memiliki karakteristik yang buruk seperti (i)tidak stabil hingga (ii)likuiditas rendah membuat setiap perusahaan tidak bisa menerapkan back to back loan sesuka hati.
Struktur Parallel Loan
memang terkadang dari struktur parallel loan ini ada sebuah perjanjian dimana dua perusahaan setuju untuk memberikan pinjaman masing-masing kepada anak perusahaan dari yang lain, jadi parallel loan juga bisa dikatakn sebagai pendahulu dari swap modern dan tentunya memiliki tujuan yang mirip dengan swap mata uang. Struktur dari parallel loan bagaimanapun umumnya dianggap lebih rendah daripada swap, karena memasukkan risiko jauh lebih tinggi dari pelanggaran komitmen dengan tidak adanya hak yang mengikat secara hukum dari perjanjian kompensasi.
Mekanisme Parallel Loan
Pinjaman parallel melibatkan empat pihak, dua buah induk perusahaan dan dua buah anak perusahaan. Sebagai contoh Perusahaan asal Indonesia memiliki anak perusahaan di Amerika Serikat, dan perusahaan Amerika Serikat memiliki anak perusahaan di Indonesia. Untuk membiayai investasi dan operasi anak perusahaan mereka. Anaka perusahaan Amerika di Indonesia membutuhkan dana sebesar 100 milyar dan anak perusahaan Indonesia di Amerika membutuhkan dana 10 juta dolar, anggap kurs saat itu 1 dolar sama dengan 10 ribu rupiah. Kedua perusahaan sepakat melakukan parallel loan, maka perusahaan Amerika memberi pinjaman kepada anak perusahaan Indonesia di Amerika sebesar 10 juta dolar, sedangkan perusahaan Indonesia memberi pinjaman kepada anak perusahaan Amerika di Indonesia sebesar 100 milyar rupiah.
Uang yang dipinjamkan kedua perusahaan induk bisa berasal dari pinjaman mereka di bank lokal, atau berasal dari kas mereka sendiri. Biasanya jangka waktu pinjaman cukup panjang, berkisar 10 tahun, dengan pinjaman paralel ini induk perusahaan tidak perlu meminjam uang dalam mata uang lokal untuk dikirimkan ke anak perusahaan mereka di luar negeri, dan tidak memerlukan menukar mata uang lokal mereka dengan mata uang luar negeri tempat anak perusahaan mereka berada.
Kaitan Parallel Loan terhadap Currency Swap
Parallel Loan tidak berkaitan dengan currency swap, meski mereka dapat memberi keuntungan yang sama. Kesamaan manfaat pinjaman paralel dan currency swap adalah sama-sama dapat menghindari atau meminimalkan resiko fluktuasi mata uang. Akan tetapi keduanya punya mekanisme yang berbeda. Pada currency swap yang terlibat adalah pertukaran pokok mata uang dari pihak yang terlibat, sedangkan pada pinjaman paralel terjadi pinjaman meminjam uang antara satu pihak dengan pihak lain, yang melibatkan induk perusahaan dan anak perusahaan di negara lain.
Contoh Parallel Loan
Jadi gini untuk parallel loan ini adalah pinjaman yang melibatkan empat perusahaan. Dua perusahaan (A dan B) beroperasi di negara masing-masing, dan dua anak perusahaan (a dan b), serta satu dari masing-masing perusahaan itu beroperasi di negara perusahaan lain. Perusahaan (A) meminjamkan dalam mata uangnya sendiri kepada anak perusahaan (b) dari perusahaan lain, yakni perusahaan induk dari peminjam sebelumnya yakni perusahaan (B) yang meminjamkan dalam mata uangnya sendiri kepada anak perusahaan dari perusahaan pemberi pinjaman pertama (a). dan untuk lebih jelasnya anggap saja ada sebuah Perusahaan Unilever berkantor pusat di London, Inggris memiliki anak perusahaan di Jakarta, Indonesia yang memerlukan suntikan dana sebesar Rp 15 milyar. Di sisi lain Garuda Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia memiliki anak perusahaan yang berlokasi di Manchester, Inggris.
Ketika dilihat nominal kebutuhan pendanaan yang diperlukan oleh masing-masing anak perusahaan adalah sama dengan asumsi bahwa kurs 1 poundsterling setara Rp 15.000. Biasanya untuk kebutuhan pendanaan anak perusahaan maka perusahaan induklah yang kemudian mengajukan pinjaman ke bank dan setelah pinjaman tersebut cair barulah kemudian uang tersebut ditransfer ke perusahaan induk. Hal itu memang mudah dilakukan manakala lokasi geografis perusahaan induk dan anak perusahaan masih dalam satu negara tetapi akan sangat rumit dan menghabiskan biaya manakala kedua entitas tersebut berbeda negara atau multinasional.
Keuntungan Parallel Loan
Mahalnya biaya dan lamanya jangka waktu transfer SWIFT kemudian diakali dengan parallel loan. Bentuk parallel loan adalah sebuah dokumen kerjasama antara dua buah perusahaan induk bahwa masing-masing pihak akan memberikan pinjaman ke anak perusahaan masing-masing dalam denominasi mata uang lokal dengan syarat nominalnya sama dan jatuh temponya juga sama serta suku bunga diusahakan sedemikian rupa sama. dan Kemudian dijelaskan pula bahwa masing-masing di tanggal yang sudah ditentukan sebelumnya akan mengembalikan pinjaman tersebut beserta suku bunganya yang sudah ditetapkan di awal.
Manfaat dari Parallel Loan ini adalah dapat Terhindar dari resiko perubahan mata uang, karena pinjaman dilakukan dalam mata uang negara tempat anak perusahaan beroperasi, biasanya pendapatan mereka juga dalam mata uang negara tersebut karena itulah tidak ada resiko nilai tukar. sehingga didalam menghindari suku bunga tinggi yang diterapkan pada perusahaan asing yang meminjam uang, karena bank-bank lokal menggap memberi pinjaman pada perusahaan asing lebih beresiko sehingga menetapkan suku bunga pinjaman yang lebih tinggi. selain itu dapat melewati batasan hukum atas jumlah maksimal pinjaman yang bisa di dapat oleh perusahaan asing.
Kelemahan Parallel Loan
pastinya sistem sistem selalu ada resiko seperti halnya pada Parallel Loan disaat muncul kredit baru perusahaan karena salah satu pihak gagal membayar bunga atau jumlah pokok. selain itu Jika pemerintah pusat yang mendukung penurunan mata uang negara mereka untuk sementara, karena utang luar negeri yang besar yang dapat menyebabkan penurunan besar dalam nilai mata uang domestik , sehingga berubah dari nilai kesepakatan awal.belum lagi tergolong cukup sulit untuk mencari partner untuk melakukan parallel loan. soalnya setiap aspek memang sangat perlu perundingan mengenai syarat dan ketentuan pinjaman dari pihak-pihak yang terlibat, yang kadang melibatkan negosiasi yang pelik. Sebagaimana pinjaman lain, terdapat resiko gagal bayar yang mesti ditanggung oleh setiap perusahaan induk yang memberi pinjaman hal ini pastinya jelas sangat merugikan satu pihak saja.
Kesimpulan
dari uraian diatas tersebut dapat kita ambil sebuah kesimpulkan bahwasannya untuk parallel loan adalah merupakan jenis pembiayaan, parallel loan yakni jenis pembiayaan yang disalurkan oleh suatu perusahaan untuk kepentingan anak perusahaannya atau perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam kelompok yang sama. Lalu perusahaan induk dapat memanfaatkan sumber dayanya sendiri atau kredit yang diperoleh melalui sistem perbankan untuk memberikan pinjaman paralel ini. Biasanya yang memberikan pinjaman sebenarnya adalah bank, atau perusahaan keuangan setelah perusahaan induk mengajukan aplikasi tertentu untuk pinjaman, dan setelah semua prosedur pengajuan pinjaman awal yang terkait telah diselesaikan dengan hasil yang positif.