Pada dasarnya konsep Monetarisme merupakan sebuah teori ekonomi makro yang percaya bahwa uang merupakan kekuatan utama yang bekerja pada semua proses ekonomi. Monetarisme merupakan salah satu jenis kebijakan ekonomi neoklasik yang bertujuan untuk mengontrol jumlah uang beredar dan mengurangi inflasi sehingga daria aspek sudut pandang moneterisme, intervensi pemerintah dalam perekonomian harus dibatasi pada kontrol atas peredaran uang sehingga Partisipasi negara lainnya dalam proses ekonomi menyebabkan ketidakseimbangan dan distorsi, Sebenarnya teori ini muncul sudah lama dikisaran tahun 1950-an yang diperkenalkan oleh Milton Friedman, sehingga didalam kebijakan dasarnya adanya sebuah perencanaan jangka panjang dengan cara melakukan pertimbangan dan penargetan dari segi tingkat pertumbuhan uang yang beredar sehingga memiliki tujuan untuk pertumbuhan ekonomi dan bersifat continously. Jadi, bukan hanya sekedar manipulasi peredaran uang dalam jangka pendek atau singkat. selain itu monetarisme juga memiliki sebuah konsep dasar dan menyatakan supplay uang dalam dunia ekonomi merupakan daya dorong terbesar yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Secara teori, jika saja dalam sebuah negara memiliki jumlah uang yang meningkat, maka besar kemungkinan agregat permintaan produk, barang atau jasa pekerja juga akan meningkat. Tentu, dengan adanya peningkatan tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan ekonomi pada suatu negara yang telah menerapkannya.
Menurut ide sekaligus gagasan oleh para ahli moneterism,telah dijelaskan disini sebuah negara harus secara bertahap meningkatkan jumlah uang dan melayani pertumbuhan ekonomi riil karena adanya Permintaan uang terus meningkat, karena orang cenderung menabung dan volume massa komoditas meningkat. Akibatnya, diperlukan suntikan uang baru secara berkala ke dalam perekonomian, meningkatkan pasokan mereka. Namun jika kenaikan ini terjadi terlalu cepat, maka uang menjadi lebih banyak daripada massa komoditas yang mengakibatkan inflasi sehingga hal in memiliki dampak yang sangat negatif terhadap perekonomian setra mengurangi permintaan konsumen dalam jangka panjang, Oleh sebab itulah inflasi harus ditekan dengan segala cara. Sebenarnya sedikit ada kesalah terhadap pahaman tentang terhadap ide-ide monetarisme antara lain, adanya para ahli moneter menentang masalah uang, mereka mencegah uang dicetak, atau bahkan menarik uang dari perekonomian, namun Faktanya menurut pandangan para ahli moneter dengan kekurangan uang dapat menyebabkan kerusakan ekonomi yang sama seperti kelebihan mereka karena kekurangan uang beredar menyebabkan penurunan konsumsi dan penurunan PDB. Oleh karena itu dengan melalui langkah peningkatan jumlah uang beredar dalam jangka panjang harus berjalan dengan kecepatan yang sama sehingga pertumbuhan ekonomi terhadap produksi barang dan jasa secara keseluruhan dapat berjalan dengan lancar.
Disini sedikit mengulas tentang awal mulanya Monetarisme yang merupakan teori ekonomi tergolong cukup penting dalam menentukan stabilisasi dan pengembangan ekonomi pasar dan sebenarnya untuk pertama kalinya dibentuk pada tahun 1950 oleh seorang ekonom berasal dari negara amerika bernama Milton Friedman tapi sayanga disayangkan sekali Teori ini baru pertama kali diperkenalkan oleh Karl Brunner pada tahun 1968 dimana beliau mendefinisikan konsep monetarisme dengan pendekatan khusus untuk mengatasi beberapa masalah dalam perekonomian seperti kebijakan sosial, masalah reproduksi, hubungan ekonomi international serta stabilitas ekonomi dan sosial bahkan berkembang sampai ke ekonomi pasokan dan ekspektasi rasional oleh sebab itulah dampak positif dari konsep ini sangatlah besar sekali.
lalu tepatnya pada tahun 1970 yang merupakan situasi dimana teori tersebut mulai disebarkan, dan sekaligus bertepatan terhadap kondisi ekonomi barat banyak yang mengalami stagflasi sehingga terjadinya kenaikan harga serta jumlah pengangguran yang terjadi secara simultan. maka dari itulah para penganut Neoklasik menyangka bahwa penyebab krisis yang terjadi pada tahun 1975 akibat kekeliruan dari keynesianisme yang berawal dari situlah monetarisme dianggap memiliki kontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga dari penerapan teori ini pun semakin berkembang dan tersebar ke beberapa negara seperti Amerika, Inggris, Rusia dan sebagainya karena bisa digunakan untuk menyelesaikan banyak kasus dalam ekonomi negara seperti masalah perputaran uang, inflasi, pengangguran dan yang lain sebagainya.
Latar Belakang Monetarisme
Sebenarnya adanya teori monetarisme ini lahir dari rasa tidak puas Milton Friedman atas teori Keynesian yang sudah selama 40 tahun digunakan hampir di banyak negara modern ternyata menghasilkan kondisi ekonomi yang tidak memuaskan yang diakibatkan oleh terlalu lepasnya kendali perekonomian ke pasar bebas dan pemerintah berlaku pasif, belum lagi pada saat itukan masih masa perang dunia sehingga untuk ruang gerak pemerintah dalam mengatur kondisi perekonomian di negaranya sangatlah terbatas yang hanya seputar kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter sehingga Akhirnya hal melahirkan sebuah pergerakan kapital yang berada di luar kontrol dan hasilnya sering berlawanan atau berkontradiksi dengan strategi kebijakan politik maupun ekonomi yang dicanangkan oleh pemerintah.
Namun disisi lain Milton Friedman juga beranggapan bahwa terjadinya inflasi ini merupakan diakibatkan oleh terlalu cepatnya peningkatan jumlah uang beredar yang tidak sebanding dengan output perekonomian yang dihasilkan. Maka dari itu sebaiknya uang ini tidak boleh dibiarkan terlalu bebas dikeluarkan harus ada campur tangan yang ketat dari pemerintah melalui kepanjangaan tangannya di bank sentral, soalnya dalam hal ini posisi bank sentral merupakan sebagai pihak yang memiliki kendali pencetakan uang baru dan mekanismenya serta membuat kebijakan moneter aktif dalam hal pengetatan uang maupun penciptaan kredit dan juga Bank utama harus bisa bersifat tegas dalam mengeluarkan aturan setra harus dituruti oleh banyak pihak yang terkait dengannya dalam sebuah standar yang baku, sehingga definisi dari peran aktif di sini ada apabila kondisi dipandang sedang mengalami deflasi maka pertumbuhan uang harus dipercepat dan sebaliknya harus diperlambat dalam kondisi inflasi, yang peling semua dilakukan berdasarkan kondisi yang ada agar tepat sasaran.
Pokok Pemikiran Monetarisme
Monetarisme berangkat dari sebuah ide bahwa jumlah uang beredar dikali tingkat pengeluaran uang per tahun sama dengan pengeluaran nominal dalam perekonomian. Penganut paham monetarisme percaya tingkat pengeluaran adalah konstan, sehingga satu-satunya yang menentukan perumbuhan ekonomi adalah perubahan jumlah uang beredar. dan untuk mengenai Asumsinya adalah pada saat jumlah uang beredar akan meningkat, permintaan agregat barang dan jasa juga meningkat. Peningkatan agregat barang dan jasa itu akan mendorong penciptaan lapangan kerja sehingga jumlah pengangguran berkurang dan daya beli meningkat sehingga dengan peningkatan daya beli akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi kedepannya
Akan tetapi kalo dalam jangka panjang untuk mengenai masalah pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ketidaksetimbangan pasar. Jika jumlah uang beredar terlalu banyak maka permintaan akan lebih tinggi dari pasokan, sehingga terjadi defisit sehingga pada akhirnya harga akan naik dan terjadilah inflasi, oleh sebab itulah menurut monetaris, peningkatan jumlah uang beredar harus dilakukan secara bertahap dan dikontrol secara sistematis dan terencana dengan baik setra menggunakan instrumen penyesuaian tingkat suku bunga dengan begitu inflasi dapat ditekan, dari sinilah kita jadi mengerti mengapa upaya pengendalian inflasi melalui instrumen suku bunga yang dijalankan bank sentral disebut sebagai kebijakan moneter Sebab awalnya berakar dari pemikiran monetarisme dan sampai sekarang masih diaplikasikan kerana memiliki dampak positif yang cukup besar terhadap kemajuan ekonomi.
Jenis Kebijakan Moneter
Didalam mengendalikan agar terjadinya pertumbuhan ekonomi suatu negara maka dari pihak bank sentral akan mengelola jumlah peredaran mata uang dan ketersediaan kredit dalam perekonomian, sehingga sistem tersebut masuk kedalam kebijakan moneter yang terbagi menjadi dua katagori antara lain sebagai berikut. adanya sebuah Kebijakan (Moneter Kontraktif) maksudnya metode ini diambil oleh bank pusat untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dan mencegah hiperinflasi yang akan membuat nilai mata uangnya melemah dan untuk Langkah yang diambil seperti, menaikan suku bunga, menjual surat berharga pemerintah bisa dalam bentuk obligasi dan membuat yield meningkat dan meningkatkan rasio cadangan wajib agar mengurangi jumlah dana yang bisa dipinjamkan ke publik.
Selanjutnya adanya sistem (Moneter Ekspansif) ini merupakan suatu kebijakan yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi agar semakin cepat. Biasanya kebijakan ini diambil ketika suatu negara baru saja mengalami kondisi resesi, makanya kebijakan moneter akan sedikit dilonggarkan agar pertumbuhan ekonomi bisa terangsang dengan pinjaman yang dipermudah, oleh sebab itulah terkadang konsep yang sering diaplikasikan seperti halnya, melakukan sebuah tindakan untuk menurunkan suku bunga, memancing minat konsumen untuk mendapatkan pinjaman baru setra memberikan Pinjaman baru sehingga bisa digunakan sebagai modal untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, selain itu membeli sekuritas pemerintahan yang ada di bank komersial. Dengan cara ini membuat peredaran uang yang ada dibank pusat bisa berpindah ke tangan bank cabang sehingga dapat memberikan pinjaman lebih banyak ke nasabah yaang membutuhkan dan memerlukan untuk sebuah usaha ataupun lainnya.
Harapan para penganut teori monetarisme
Adanya sebuah pembatas terhadap pertumbuhan didalam pencetakan uang oleh bank sentral, soalnya sangatlah penting terhadap jumlah suplai uang yang didistribusikan oleh bank sentral maka para penganut monetarisme berpendapat bahwa pihak bank sentral perlu menjaga kestabilan perekonomian dengan cara menjaga pertumbuhan suplai uang per tahun di kisaran 1.5 sampai 2 persen saja, anggap saja nih, dari bank Indonesia ditahun telah mencetak uang senilai Rp 1000 triliun maka ditahun berikutnya hanya boleh mencetak uang maksimal Rp.1020 triliun disini meningkat maksimal dua persen itulah yang menjadi ukurannya. selain itu harus adanya keterbukaan informasi dari bank sentral kepada publik terhadap setiap keputusan yang dibuat karena akan selalu menyertakan setiap latar belakang yang mendasarinya, Namun kondisi ini merupakan salah satunya dikontribusikan oleh besarnya keinginan dari masyarakat yang dipimpin oleh penganut monetarism untuk melihat bank sentral yang bekerja dengan baik dan transparan yang dilakukan secara konsisten dari waktu kewaktu karena ini merupakan hal yang sangat penting sekali.
kekurangan dari teori monetarisme
sudah tentu sampai sekarang masih belum mampu menjawab penyebab terjadinya perubahan siklus bisnis karena didalam dunia ekonomi dikenal yang namanya business cycle yaitu sebuah siklus saat suatu negara memasuki fase ekspansi, puncak, resesi dan palung dan kembali memasuki fase ekspansi, namun disini hanya mampu menjawab penyebab terjadinya perubahan siklus berdasarkan jumlah suplai uang padahal ada banyak faktor yang dapat menjadi pemicunya mulai dari guncangan ekonomi global, masalah di pasar kredit hingga meletusnya bubbles ekonomi. dan belum diuaraikan spesifik solanya didalam dunia keuangan dan moneter tentu saja terdapat istilah “suplai uang” namun ada banyak variabel yang termasuk didalamnya seperti dari dana pinjaman, simpanan deposito, simpanan tabungan hingga instrumen perbankan lainnya, sehingga para penganut konsep monetarisme ini masih kesulitan untuk memecahkan dua masalah yang tergabung didalam sebuah instrumen mana saja yang dapat dikelompokkan sebagai “suplai uang” terus yang berpotensi memicu perubahan tingkat inflasi secara signifikan dan instrumen mana saja yang harus dikendalikan saat ingin menjaga kestabilan inflasi, hal ini sangat sulit sekali untuk dipecahkan sampai sekarang.